Senin, 30 Maret 2020

Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek Benda Lokal



x ips
Perancangan Kerajinan Inspirasi Objek Budaya Lokal.

Perancangan dan produksi kerajinan didasari oleh identifikasi ragam material dan teknik produksi di lingkungan sekitar. Objek budaya lokal dan meterial serta teknik khas daerah merupakan potensi yang harus dikembangkan sehingga lestari dan menjadi manfaat bagi daerah. Indonesia memiliki objek budaya lokal yang beragam dan berbeda-beda yang dapat dikembangkan menjadi kekayaan bersama yang luar biasa, yang akan memberikan warna bagi kemajuan bangsa dimasa depan.

Salah satu kekayaan pengembangan objek budaya lokal adalah melalui pengembangan kerajinan. Proses perancangan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide dari produk kerajian yang akan dibuat, sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan insprasi objek budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diprduksi dan siap jual. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.

Objek tersebut dapat berupa objek 2 dimensi seperti relief atau motif dan objek 3 dimensi seperti bangunan, alat musik atau senjata. Objek budaya seperti pakaian tradisional serta perhiasan dikenakan oleh manusia. Kerajinan dari inspirasi objek budaya dapat berupa miniatur objek budaya, benda hiasan, atau produk kerajinan dengan fungsi yang baru.

Proses produksi kerajinan dengan inspirasi objek budaya  lokal berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
- Bahan Baku
- Teknik Produksi
- Sumber Daya Manusia

Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan,   dan  finishing.  Tahap  pembahanan  adalah   mempersiapkan bahan  atau material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan  baku bergantung pada  jenis material, bentuk  dasar material dan bentuk  produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu dan  rotan  lainnya  dapat   dibentuk   dengan cara  dipotong  atau  dipahat. 

Pemotongan bahan  dibuat  sesuai dengan bentuk  yang direncanakan. Pemotongan dan  pemahatan juga  biasanya  digunakan   untuk  membuat sambungan bahan,  seperti  menyambungkan bilah-bilah  papan  atau  dua batang bambu.Pembentukan besi dan  rotan,  selain dengan pemotongan, dapat  menggunakan teknik pembengkokan. 

Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat  dibentuk  dengan cara pengetokan. Tahap  terakhir  adalah  finishing.  Finishing  dilakukan  sebagai tahap   terakhir  sebelum  produk  tersebut dimasukan  ke  dalam  kemasan. Finishing dapat  berupa  penghalusan dan/atau  pelapisan  permukaan. Penghalusan yang dilakukan diantaranya  penghalusan permukaan kayu dengan amplas  atau  menghilangkan  lem  yang  tersisa  pada  permukaan produk. Finishing dapat  juga berupa  pelapisan  permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.

Kelancaran produksi  juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan  dan  Keselamatan  Kerja). Upaya  menjaga   kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada  bahan,  alat dan proses  produksi yang digunakan  pada  proses  produksi.  Proses  pembahanan dan  pembentukan material solid seringkali menghasilkan  sisa potongan atau debu  yang dapat melukai bagian tubuh  pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa  kaca mata  melindung  dan  masker  antidebu. 

Proses  pembahanan dan  finishing,  apabila  menggunakan bahan  kimia yang  dapat  berbahaya bagi kulit dan pernafasan,  pekerja harus menggunakan sarung  tangan  dan masker dengan filter untuk  bahan  kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang  tak kalah penting  adalah  sikap kerja yang  rapi, hati-hati,  teliti  dan penuh  konsentrasi.  Sikap  tersebut   akan  mendukung kesehatan  dan keselamatan kerja.

a. Pencarian ide produk kerajinan inspirasi objek budaya lokal.

Objek budaya lokal seperti pakaian tradisional, senjata tradisional, rumah adat tradisional, alat musik tradisional dan lainnya dapat menjadi sumber yang mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan. Ide tersebut bisa muncul secara tidak berurutan, dan juga tidak lengkap namun dapat pula muncul secara utuh.

 Salah satu dari ide tersebut bisa mencakup bentuk yang unik yang dapat dibuat dan dari ide bentuk tersebut akan menjadi penuntuk tentang teknik apa yang tepat yang akan digunakan dan produk apa yang tepat untuk dibentuk tersebut. Selain itu, ide lain juga bisa didapatkan melalui produk yang ingin dibuatnya, material, proses dan alat yang akan digunakan secara utuh. Untuk memudahkan pencarian ide -ide tersebut dapat kita mulai dengan memahami hal-hal berikut ini :

Objek budaya lokal apa yang akan menjadi inspirasi?
Produk kerajinan apa yang akan dibuat?
Siapa pengguna produk kerajinan tersebut? 
Bahan material apa yang akan dipakai?
Warna/motif apa yang hendak digunakan?
Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan?
Bagaimana proses proses pembuatannya? dan
Apakah alat yang dibutuhkan?

Pertanyaan tersebut dapat digunakan serta di diskusikan dalam kelompok dalam bentuk curah pendapat (brainstorming). Pada proses ini setiap kelompok atau individu bebas untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak mungkin termasuk juga untuk ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun yang kemudian dituangkan kedalam bentuk tulisan atau sketsa.

Kunci kesuksesan dari proses (brainstorming) ini adalah jangan ada perasaan takut salah dan setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat dan bisa mengeluarkan ide yang bersal dari pengembangan ide sebelumnya, dan juga mencatat ide-ide yang telah muncul.


 b. Membuat gambar/sketsa kerajinan inspirasi objek budaya lokal.

Ide-ide produk, rancangan atau rencana dari produk kerajinan tersebut digambarkan dalam bentuk sketsa agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembar kertas, dengan menggunakan pensil, spidol atau balpoin dan sebaiknya hindari penggunaan penghapus.

Jika terdapat garis yang dirasakan kurang tepat, abaikan saja dan buatlah garis lain pada bidang kertas yang sama. Demikian seterusnya hingga anda berani menrik garis hingga tebal dan tegas. Gambar ide-ide anda sebanyak mungkin yang dapat berupa variasi produk, satu produk yang memiliki fungsi yang sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda, produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.

c. Pilih ide terbaik dari berbagai ide kerajinan inspirasi objek budaya lokal yang muncul.

Setelah anda menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya kedalam bentuk sketsa, mulailah mempertimbangkan ide mana dari semua ide-ide yang ada tersebut yang paling menyenangka, unik, inovatif, dan memungkinkan untuk dibuat.

d. Prototyping (studi model kerajinan inspirasi objek budaya lokal)

Sketsa dari ide yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya adalah masih dalam bentuk 2 dimensi yang artinya hanya sebatas gambar pada bidang datar. Kerajinan yang hendak dibuat dari ide tersebut berupa bentuk tiga dimensi maka dari itu pada proses selanjudnya dilakukan dalam format tiga dimensi melalui studi model yang dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material yang sebenarnya.

tugas
1. Kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non benda adalah
2. Jelaskan pencarian ide produk pada perancangan kerajinan dengan inspirasi budaya nonbenda?
3. Bagaimana cara membuat sketsa kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal..?
4. Buatlah perencanaan ide usaha produk kerajinan dengan inspirasi budaya nonbenda.
5. Buatlah perencanaan melputi ide sumber daya pengemasan dan pemasran inspirasi budaya           nonbenda..?


tugas untuk 1 minggu 30 maret-4 april/2020pak hery

email: pkherymemangtop@gmail.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar